Sabtu, 22 November 2014

BPJS: UNTUK MENUMBUHKAN HARAPAN KAMI



AWAL mulanya seperti terasa enggan untuk menjadi peserta program BPJS Kesehatan.  Tetapi akhirnya keluarga kami "memaksakan" diri untuk ikut dalam kepesertaan program ini, yang telah dicanangkan oleh pemerintah mulai 1 Januari 2014.  Pemikiran saya sederhana saja, jika tidak mencoba maka  tidak mendapat pengetahuan dan pengalaman.  Setidaknya, dengan demikian bisa untuk berbagi informasi dengan mereka yang sudah menjadi peserta maupun yang belum.

PER 10 November 2014 akhirnya kami sudah tercatat sebagai perserta BPJS.   Itu ditandai dengan diterimanya kartu peserta, yang saya peroleh pada hari pendaftaran.   Cukup hanya menunggu beberapa waktu saja.  Hari itu semua urusan terselesaikan.

HAL yang mengagetkan adalah adanya syarat baru.  Mulai 1 November 2014, pemberkasan persyaratan bagi peserta baru harus memiliki rekening di bank.  Rekening ini wajib, yang berlaku hanya satu nomor rekening untuk satu keluarga.  Kegunaannya adalah untuk menarik  iuran peserta langsung dari rekening oleh bank yang bersangkutan.  Istilahnya outodebt . Sehingga peserta cukup menyetor uang di bank pemberi rekening.  Bagi kelompok masyarakat tertentu, berurusan dengan bank bukan hal yang mudah.   Tidak saja karena faktor sosial ekonomi, tetapi akses terhadap pelayanan lembaga perbankan yang belum merata.

SEPULUH hari kemudian, kami manfaatkan program ini.   Bapak saya yang memulai, karena ada gangguan pada jantungnya.  Untuk itu, kami berkunjung ke fasilitas tingkat pertama yaitu puskesmas di tempat kami.   Mendaftar dan kemudian menunggu panggilan pemeriksaan dokter umum.  Hasil diagnosis dokter adalah  Suspc. Decomp. Cordis.  Entah apa artinya.  Kami dirujuk untuk berobat ke fasilitas tingkat lanjutan, yaitu RS Goetheng Purbalingga.   Sayang, di rumah sakit ini belum memiliki Poli Jantung. Kami diarahkan untuk berobat ke Poli Penyakit Dalam.

BAGAIMANA kelanjutannya ?  Nanti akan saya ceritakan pada tulisan berikutnya....(*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar